Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Waktu Memang Begitu

Bismillaah Waktu begitu melesat Tulisanku yang di atas Kini menjadi masa lalu Terus memburu Waktu begitu menggebu Baru saja bertemu Lalu kemudian merindu Waktu begitu mengalir Kerapkali habis dipakai berpikir Hingga lupa diri harus terus berdzikir Perjalanan kadang terasa begitu jauh dan panjang Perjalanan kadang terasa begitu dekat dan singkat Waktu memang berjalan begitu cepat Ketika saatnya nanti kita sadar Bahwa dunia sungguh hanya sebentar Malam, 14 Rabiul Awwal 1442 H

Kita Tak Tahu

Bismillaah Tiba-tiba saja dia bercerita tentang sesuatu yang jarang Biasanya dia hanya galau masalah jodoh dan kriterianya Katanya dia takut "pipilih meunang nu leuwih" Aku, biasanya berbagi video Ust. Nuzul untuk menenangkannya Karena itu juga yang buatku tenang Namun kisah yang dia bawa kali ini berbeda Memang kita sering saling bercerita tentang keadaan keluarga, tentang masa depan, tentang karir, tentang isu yang sedang hangat di media, sesekali juga tentang hiburan atau game Orang mungkin akan menyangka, hidup manusia ini baik-baik saja Bahkan mungkin ada yang kagum, iri, wow, masyaaAllah, dll Dia cantik, dia PNS, dia pinter, dia aktif, dia selalu keliatan bahagia-bahagia saja Padahal Dia sedang dalam fase "ingin menghilang" Karena masalah menggerogoti jiwa dan hari-harinya Jika bukan karena ingat bahwa masih ada yang harus diperjuangkan Jika bukan karena iman, mungkin banyak hal buruk yang terlintas akan dilakukan Tapi begitulah hidup Katanya, rumput tetangga

Menebak Sifat Ibu Rumah Tangga

Bismillaah Jadi udah agak lama mamah cerita. Katanya beliau liat salah satu postingan gambar di Facebook. Isi gambarnya kurang lebih begini, "Kalau mau tau sifat ibu rumah tangga itu tinggal lihat saja kondisi rumahnya. Kalau rumahnya berantakan berarti ibunya baik, kalau rumahnya rapi berarti ibunya kaya Singa." Seketika aku bilang dengan nada sedikit teriak, "He'em beneeeeeeer!!!!! Pan mamah ciga Singa. Hehe." Ya sebagai akibat ketidaksopananku yang menyetujui hal itu. Aku harus menerima getokan di kepala. Hahahaha Gapapalah. Tapi emang itulah yang spontan ada dibenakku. Wkwkwk

Lempang

Bismillaah Jika mereka tak faham bukan berarti mereka salah dan kamu benar. Jika mereka menyalahkan bukan berarti kamu salah dan mereka benar. Semua sah-sah saja. Pikiran mereka, pikiranmu. Keputusan mereka, keputusanmu. Pandangan mereka, pandanganmu. Tak ada yang salah jika melihatnya dari sisi yang sesuai Sesuai mereka, sesuai dirimu. Melangkah memang perlu sesekali tutup mata dan telinga dari manusia. Supaya kamu tegar, supaya kamu kuat. Jika memang sayup-sayup, riuh gemuruh tetap mengikutimu. Tak apa. Kamu hanya perlu terus melangkah, hingga suara-suara terus semakin samar dan tiada. Karena memang tak semua orang seirama. Karena memang tak semua manusia sefrekuensi. Tapi cukuplah ridho Allah sebagai peganganmu. Meski seluruh manusia memandang hal itu buruk, jika menurut Allah baik, maka itu adalah kebaikan.

Risih

Bismillaah Aku sering memperhatikan hasil tulisan atau ketikan orang lain. Mulai dari mamah, adikku, teman, teman agak jauh, dan orang lain. Aku selalu risih dengan typo (meski aku suka typo), atau ejaan yang tidak benar tentang suatu kata. Misalnya saat mamah menulis list belanjaan, beliau menulis merk Lifebuoy dengan lefboy, atau menulis merk Downy dengan downi, atau merk Anlene dengan Anlin, dsb. Aku tahu, itu hal sepele. Tapi entah, itu bikin gereget. Tulisan ini berawal dari perasaan risih saat membaca salah satu tulisan di telegram, yg menulis Ustadz dengan Ustad, yang menulis Juz dengan Jus. Eh atuh kenapa ga browsing dulu gitu cara nulisnya atau nanya orang. Ya mungkin mereka ga seperhatian itu atau memang mereka ga peduli tentang itu. Asal maksud dan tujuan tercapai, wis ga usah ribet-ribet. Iyaa sih, bener. Hehe Belajar deh Laniiiii, hidup yang simpel~ Ga Usah Ribet

Bawa Perasaan

Bismillaah Saat pertama kali membuat akun mawaddah ada yang begitu menyejukkan hati. Kata-kata itu menjadi pegangan yang sangat kuat dalam melangkah. Kata-katanya begini, "Tidak ada sakit hati, ini ibadah, segala sesuatu sudah ditakdirkan 50.000 tahun sebelum diciptakan langit dan bumi, jodoh tidak akan tertukar, Allah akan memberikan jodoh yang terbaik." Menyadarkan bahwa segala bentuk ikhtiar dan doa tidak lepas dari ketentuan takdirNya. Sejalan dengan doa istikharah sebagai bentuk penyerahan. Sejalan dengan firman-Nya bahwa yang kita sukai belum tentu baik untuk kita dan sebaliknya. Maka ikhtiarlah, berdoalah, lalu serahkanlah urusan itu. Jika ia baik seperti yang kita doakan, maka akan Allah mudahkan jalannya. Bismillaah..

Janganlah Ragu!

Bismillaah Dari Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangannya Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Aku telah hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu’.” [Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasâ`i. At-Tirmidzi berkata,“Hadits hasan shahîh] Dalam riwayat at-Tirmidzi dan selainnya terdapat tambahan dalam hadits tersebut, yaitu: فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيْبَةٌ Karena sesungguhnya kebenaran adalah ketentraman dan dusta adalah keraguan. Sedangkan lafazh dalam riwayat Ibnu Hibban ialah: فَإِنَّ الْخَيْرَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَإِنَّ الشَّرَّ رِيْبَةٌ Karena sesungguhnya kebaikan adalah ketentraman dan keburukan adalah keraguan. -------------- اَلْيَقِيْنُ لَا يَزُوْلُ بِالشَّكِّ Al-Yaqiin Laa Yazulu bis Syakk (Yakin Tidak Bisa Gugur Disebabkan Keraguan) ---------- Sumber : - https://almanhaj.or.id/12006-memilih-yang-diyakini-dan

Bersama Mendoa

Bismillaah Ada waktu-waktu Kita menghadap kepada Arah yang sama Kemudian ramai permohonan Berjalan Berlari Terbang Menuju baitullah Hingga menembus Tujuh lapis langit Maka di manapun Saat ini kita berada Sembah permohonan itu Akan saling bertemu di sana Merayu Tuhan-nya - Malam, 28 Desember 2019 -

Rasional atau Emosional?

Bismillaah Hmm. Ini sedikit ilmu yang didapat dari dengerin penjelasan dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ tentang manusia di YouTube. Jadi inget waktu kuliah, skripsi tuh banyak banget yang bahas tentang pengetahuan lebih dalam lagi hubungannya dengan sikap dan praktik. Ternyataaa, manusia itu makhluk yang kurang rasional bahkan lebih emosional. Setiap tindakan lebih banyak mengandalkan perasaan, manusia bertindak atau berubah ketika perasaan atau emosinya tersentuh. That's whyyyyyyy.... Kenapa pengetahuan dan sikap atau praktik itu kadang ga ada hubungannya. Misal, pengetahuan tentang PHBS yang paling sederhana itu mencuci tangan. Tidak semua orang yang memiliki pengetahuan tentang mencuci tangan yang benar itu menjadi mencuci tangan sesuai dengan pengetahuannya. Dan ada penelitian yang menyebutkan bahwa perilaku mencuci tangan di rumah sakit itu rendah. Padahal jelas banyak tenaga kesehatan yang sangat tahu tentang hal itu, saaaan poster cuci tangan di mana-mana, edukasi itu tiap hari. Ga m

Percakapan Malam

Bismillaah Aku : "Wi, gening jadi perempuan teh beraat." Uwi : "Jadi perempuan yang baik." Jadi kemarin-kemarin temen aku minta ditemenin. Katanya dia mau menundukkan pandangan dengan nyo-o hape karena dia harus hadir pada pertemuan yang sebetulnya ga mau dihadiri. Hehe Terjadilah percakapan random. Statement itu muncul karena apa ya? Lupa aku. Tapi memang sedari dulu kita sering banget ngobrolin hakikat penciptaan wanita, buat apa sih? Dengan segala keterbatasan ilmu kita, dengan fenomena yang wow banget di masyarakat, dengan sibuknya berita berseliweran. Di penghujung remaja ini, meski dia telah melangkah lebih dulu pada dunia yang baru. Kita masih sering bercakap dalam dan sering tak habis meski tangan udah pegel banget buat ngetik. Ujung-ujungnya kita selalu bilang, "seminggu ketemu dan ngobrol juga kayanya ga akan abis ya" saking banyaknya yang kita pengen ceritain dan kita bagi, atau kita bareng-bareng renungi. Saat dia pertama kali menginjak rumah

Ternyata Hanya Kulitnya

Bismillaah Alhamdulillaah atas segala nikmat yang Allah berikan, atas nikmat hidayah, atas nikmat iman, atas nikmat ilmu, atas nikmat semangat dalam menuntut ilmu. Mungkin memang kita diajarkan rukun Islam dan rukun iman sejak kecil, mungkin kita diajarkan sholat dan beribadah lainnya, mungkin kita diberikan pengajaran tentang akhlak dan adab, mungkin juga kita diajarkan tentang pergaulan dan muamalah. Namun sejak mengenal Sunnah, sungguh apa-apa yang telah diajarkan kepada kita sewaktu sekolah atau di rumah dengan orang tua atau guru ngaji, hanya bagian luar saja dari luas dan dalamnya ilmu agama ini. Ilmu aqidah, ilmu fiqh, ilmu akhlak dan adab, ilmu pergaulan dan muamalah seperti hal baru yang asing karena saking butanya pengetahuan tentang ilmu tersebut. Maka benarlah, jika pun ilmu-ilmu lain tidak dipelajari maka ilmu agama ini telah mencukupi bahkan manusia akan kewalahan jika ingin menampung seluruhnya. Dan ilmu itu letaknya bukan di akal, bukan di pikiran namun di hati. Mungkin

Tentang Melupakan

Bismillaah "Melupakan bukan cara yang bijak untuk menyembuhkan. Mengabaikan juga bukan cara yang bijak dalam menyembuhkan. Justru cara yang bijak adalah ketika kita melewati dan melalui rasa sakit tersebut sampai kita menyadari bahwa ada pelajaran, ada makna, bahwa inilah kehidupan. Bahwa memang segala sesuatu kadang terjadi di luar yang kita kehendaki, bahwa kadang kehidupan tidak berjalan sesuai yang nyaman-nyaman saja, bahwa kadang pemaafan adalah kekuatan yang lebih besar daripada melupakan." ---------- Sumber : Akun YouTube dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ

Tentang Bunga

Bismillaah Bunga selalu bermakna Bunga selalu berwarna Bunga selalu menjelma Bunga menjadi bagian dari perasaan mengajarkan keindahan berganti menjadi utusan sering pula disalahgunakan Bukan salah bunga Bunga tetap menjadi dirinya Entah bahagia Entah duka Entah ceria Entah bela sungkawa Entah tertawa Entah nestapa Bunga tetap menjadi dirinya Lalu siapa dirimu sebenarnya, Bunga? Inspired by color | 01 Mei 2020

Serigala Malam

 Bismillaah Apakah semua suara dapat menjelma rasa? Lolongan malammu begitu syahdu Apakah engkau sedang menunggu? Ataukah renjana telah bertalu? Atau mungkin hatimu sedang pilu? Betapa gemerlap langit malam Ia tak jua merasuk hampa ruangmu Inspired by color | 01 Mei 2020

Jarak

 Bismillaah Dalam dekap warna semesta Aku menunggu Cahaya bunga Menyatukan kalbu Di sana Nun di sana Lambaian tanganmu Menyentuh daku Ah.. aku tak sanggup Apakah engkau cukup? Bahagia dengan temu Yang tanpa laku Aku tak sabar Mendekapmu Inspired by color | 01 Mei 2020

Fase

Bismillaah Sebentar lagi akan ada jarak yang harus lebih jauh ditempuh Satu-persatu teman Meninggalkan tanah kelahirannya Meninggalkan manusia yang melahirkannya Ia akan pergi lebih jauh Mungkin sangat tak tersentuh Sebrang pulau yang lepas dari riuh Berkilo meter dari tempat kita pernah bersimpuh Kali ini Aku tidak akan berkata apa-apa Jika memang keputusannya Maka akan kuterima tanpa bertanya Semoga di sana kau temukan bahagia

Yang Harus

Bismillaah Ada yang harus reda, namanya ego. Ada yang harus terik, namanya keyakinan. Ada yang harus mengalir, namanya kebaikan. Ada yang harus surut, namanya amarah. Ada yang harus luas, namanya hati. Ada yang harus dalam, namanya pikiran, Ada yang harus berjuang, namanya aku. ---------- Sumber : https//kurniawangunadi.tumblr.com/post/140851348438/yang-harus/amp

Engkau Menikahinya Karena Apa?

Bismillaah Seorang lelaki mengeluhkan keadaan dirinya kepada Sufyan bin Uyainah, ia menceritakan bahwasanya ia menikahi seorang wanita tetapi istrinya tersebut senantiasa merendahkan, menghinakan dirinya. Sufyan bertanya kepadanya, "Sepertinya engkau menikahnya karena mencari kemuliaan?" Lelaki tersebut menjawab, "Iya, betul." Kemudian Sufyan berkata, "Siapa yang menikah karena mencari kemuliaan, ia akan diuji dengan kehinaan. Siapa yang menikah karena harta, ia akan diuji dengan kemiskinan. Siapa yang menikah karena pertimbangan agama (yang baik), niscaya Allah akan kumpulkan baginya agama, harta, dan kemuliaan." [Hilyatul Auliya 7/289] ------------ Sumber : https//www.instagram.com/p/B_cmdAJFuhz/?igshid=naxoqlpajtdt

Tentang Takdir

Bismillaah Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ “Pena telah diangkat dan lembaran catatan (di Lauhul Mahfuzh) telah kering.” [HR. Tirmidzi no. 2516. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ “Hendaklah engkau tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu.” [Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H, 8/540.] ---------- Sumber : https://rumaysho.com/1215-jangan-berputus-asa-terhadap-sesuatu-yang-luput-darimu.html

Aku, Tak Sebaik Tulisanku..

 Bismillaah Aku, tak sebaik tulisanku.. Aku adalah orang yang penuh kekurangan (dalam hal beramal shalih).. Aku memberitahukan hal ini.. Agar jangan sampai seseorang mengira aku telah mengamalkan semua yang aku tulis. Banyak kekurangan dalam beramal shalih merupakan tabiatku. Aku memohon kepada Allah agar Ia memberikanku pertolongan, keteguhan, taufiq & hidayah serta petunjukNya. Oleh karena itu, janganlah seorangpun mengira aku adalah sebagaimana tulisan-tulisanku... Sesungguhnya aku menulis karena aku menginginkan agar diriku maupun saudara-saudaraku (memiliki amalan sebagaimana tulisan-tulisanku itu), aku mengharapkan kebaikan untuk mereka semua, aku memberikan nasihat dalam hal kebaikan ini kepada mereka sebagaimana akupun juga mencintai nasihat kebaikan yang berasal dari mereka. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua untuk beramal sebagaimana yang Dia cintai dan ridhai. - Muhammad bin Umar Bazmul Hafidzahullaah - ------------ Sumber : Akun Instagram @boris.tan

Memungut

 Bismillaah Hikmah terus berceceran Potongannya hadir dengan takdir Pertanyaan atas kegundahan Tanda tanya tentang kesedihan Mengapa dan mengapa hari-hari itu terjadi Sedikit demi sedikit Perlahan-lahan aku mengerti jawabnya Memang masih banyak yang tidak kuketahui Memang masih banyak yang aku pertanyakan Namun selama aku berbaik sangka dengan takdirNya Aku harus terus meyakinkan diri bahwa Ada doa-doa yang terus dikabulkan Meskipun dengan cara yang tidak disukai jiwa

Michi

 Bismillaah Inilah jalan yang aku pilih Aku tak perlu iri dengan jalan orang lain Selama Allah ridho Selama orang tuaku ridho Aku tak perlu peduli dengan pencapaian orang lain Karena setiap orang Memilki titik awal yang berbeda Memiliki masalah hidup yang tak sama Teruslah berjalan Teruslah melangkah Selama Allah dekat denganku Aku sungguh tak mengapa

Ini dan Itu

 Bismillaah Perjalanan yang cukup panjang Entah sembilan atau sepuluh tahun lalu Aku pernah menulis begini dan bergitu Aku pernah mendoa ingin ini dan itu Di tengah jalan ada banyak belokan Ia mengajakku ke sana dan ke situ Tapi kemudian aku berbalik Berputar arah kembali menuju jalan pengabulan itu Aku pernah mendoa begini dan begitu Aku pernah menulis ingin ini dan itu Di tengah jalan Tidak semua sesuai inginku yang ini atau yang itu Tapi kemudian aku tersadar doa dan tulisanku yang ini dan itu Lalu aku kembali menulis dan mendoa: Menulis rasa syukur karena Allah telah membuatku menulis dan mendoa ini dan itu Mendoa rasa syukur karena Allah telah mengabulkan doa dan tulisanku yang ini dan itu Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah

Bahagia Setelah Ujian

 Bismillaah Ada rasa bahagia saat ujian telah usai, terlepas dari hasilnya bagus atau tidak. Apalagi jika sebelumnya sudah dipersiapkan secara matang, pasti sangat tidak sabar dengan hasilnya. Atau saat mengerjakan merasa mendapat kemudahan, hasil merupakan sesuatu yang sangat dinantikan. Aku termasuk yang senang saat mau ujian, sedang ujian, setelah ujian. Ada setitik euforia. Engga yang bahagia-bahagia banget sampe loncat-loncat, nangis hari gitu, engga. Tapi perasaan menanti waktu ujian, saat prosesnya, apalagi setelah menyelesaikannya sangat-sangat legaa dan bahagia. Duhhhh kangen CBT dan deg-degan nunggu hasil. Bahagia saat nilainya bagus dan sedih saat nilainya jelek. Tapi nilai jelek sepertinya tidak menimbulkan banyak trauma, malah aku semakin tahu bahwa ternyata aku belum belajar lebih. Mencoba lagi, gagal lagi. Kangen juga saat ujian tulis. Kalau waktu masih banyak tapi soalnya ga ngerti jadi diem-diem bae. Atau karena sok pinter udah beres ngerjain terus jadi curat-coret cur

Sekali Lagi Jangan

 Bismillaah Jangan menyerahkan urusan kepada diri sendiri yang sejatinya lemah. Apalagi urusan itu bukan dalam kapasitas kita sebagai manusia. Jika memang sudah terlalu banyak kebuntuan yang menyapa, kegagalan yang hadir, atau ketidakpastian yang menyerang. Saat itu semua begitu mengganggu jiwamu, sadarlah bahwa itu adalah tanda Allah akan menyelesaikan urusanmu dengan caraNya. Tetap berusahalah, tetap berdoalah, lalu berserahlah. Bismillaah.. Melangkahlah..

Katanya Harus Sabar

Bismillaah 2 bulan terakhir ini tiap pekannya ada tugas yang menunggu untuk dikerjakan. Pekan pertama gampang banget, hampir ga perlu menghafal karena memori waktu kecil masih nempel. Pekan kedua mulai agak mikir karena cara menghapal di kelas itu beda banget sama dulu yang pernah dihapal. Pekan ketiga mulai puyeng karena, "Astaghfirullah banyak banget ini gimana ngapalinnya?!". Pekan keempat skip karena negara api menyerang sampai berhari-hari udah pasrah banget ga bisa ikut TO dan Ujian Akhir. Deadline hari pertama, "Afwan, Ustadzah......." Hari TO masih, "Afwan, Ustadzah......." 1 hari setelah TO masih juga, "Afwan, Ustadzah......." Dan hari ini, "Baik Ustadzah, saya insyaaAllah mau TO malam ini." Aku malu, karena baiknya musyrifah yang berusaha nego ke atas supaya aku bisa ikut ujian akhir. Beliau bilang, "Sayang Mba sudah di penghujung, tinggal TO dan Ujian Akhir." Duhhhh... Jadi inget pas awal-awal gabung aku curhat kare

Karena Apa?

Bismillaah Tentang niat selalu menjadi hal yang berat. Sebentar-sebentar berbelok, sedikit-sedikit melenceng, kadang-kadang tak tentu arah. Karena niat berada di dalam hati yang seperti daun jatuh tertiup angin. Harus terus diluruskan, harus terus diselaraskan, harus terus dikembalikan ke tempatnya. Panca indera yang terpasang di tubuh manusia begitu cepat mempengaruhi kedudukan niat dalam hati. Ada yang didengar ia jadi ambyar, ada yang dilihat ia jadi pucat. Kadang telinga dan mata perlu disekat hingga tak banyak niat berdebat.

Memutus Rantai

 Bismillaah Hari ini dapet cerita. Bukan cerita yang bahagia. Sedih dan agak nyesek. Memang tidak ada yang lebih menyedihkan dari kurang harmonisnya hubungan orang tua dan anak. Fenomena hijrah kadang mengantarkan anak pada sisi merendahkan orang tua, karena merasa diri lebih berilmu. Padahal itu adalah salah satu ciri jelas bahwa ilmunya emang masih kosong. Tapi mau bagaimana lagi? Anak tetap akan menjadi anak, orang tua akan tetap menjadi orang tua. Setiap orang yang menyesal atas kesalahan diri pasti tidak ingin dirinya seperti itu di masa lalu. Begitu juga si anak, begitu juga si orang tua. Jika lebih dilunakkan lagi egonya, jika lebih dilapangkan lagi hatinya. Apalagi bagi mereka yang sudah faham kaidah-kaidah yang benar sebagai tuntunan. Seharusnya mampu untuk lebih bersabar atas yang lainnya. Memberi banyak kelonggaran atas perbedaan input dan lingkungan yang sungguh sangat jauh. Dan jika ditelisik lagi lebih dalam, tidak ada yang sungguh menginginkan perpisahan bukan? Bersama d