Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Frekuensi

Bismillāh Aku mencari Ruh-ruh yang bertautan Namun ia tak kutemui bayangnya Aku menemukan Jiwa-jiwa yang seiringan Namun ia hanya sebatas lalu lalang Hampir seratus manusia baru yang aku temui di sini Hanya satu yang segelombang Dan ia telah lama melarung perahunya Aku yang masih belum apa-apa Terengah mengejar Maka lindungilah aku Ya Rabb Dari segala fitnah Kuatkanlah aku dalam menapakinya Tegakkan punggungku untuk memikul segala ujian Ampuni aku Perbaiki keadaan akhiratku kelak Aamiin

Catatan Untuk Diri

Bismillaah Tetep masih pengen kan? Lalu.. apa mau diem aja? Mau ga kalau bekerja lebih keras? Tidur lebih sedikit Belajar lebih banyak Berjuang lebih semangat Mau ga berdoa lebih sering? Memohon lebih kuat Yakin lebih menancap Bahwa Tuhan mengabulkan segala permohonan Bukankah yang aku mohonkan adalah kebaikan? Bukankah yang aku semogakan adalah kebermanfaatan? Tidak! Aku tidak bisa mengandalkan orang lain! Aku hanya harus memecut diriku lebih! Kemudian memandang lurus atas pencapaian diri Hari ini.. Aku sudah lebih beruntung! Ingat! Aku hanya perlu berbekal kembali Bukan berhenti Bukan mencari jalan lain Aku harus meneruskan perjalanan! Aku harus meneruskan cita-cita! Ia belum gagal Karna aku masih bernafas Artinya Aku masih diberi kesempatan oleh Tuhan Untuk berjuang sekali lagi Bukankah Tuhan melihat proses dan bukan hasil? Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat Maka aku harus berjuang menjadi salah satunya Teruntuk diriku Tolong Selamat

Rendah

Bismillaah.. Pernah saat itu Cahya mentari tak berpendar Kegelapan jiwa yang kurasa Menyerap segala sinar Kemudian pudar Saat ini Ada manusia lain yang kuketahui Tengah mereguk cawan yang sama Penyesalan Kesedihan Kecemasan Dan itu berputar Setiap hari Setiap malam Berharap pagi kan merenggutnya Namun ia tak pernah enyah Setiap kutoleh sedikit saja Aromanya meruang Racunnya merusak Aku tahu Pasti ada yang masih belum selesai dalam diriku Meski yang terucap adalah untaian indah Meski yang terlaku adalah pribadi merekah Namun aku merasa cacat Cacat imanku Cacat jiwaku Cacat hatiku Luka hanya mendewasakan lahirku Sejatinya aku masih merengek sayu Kepada Tuhan Tolong kenalkan dan kuatkan aku

Teruslah belajar!

Bismillaah. Pagi ini kenalan dengan seorang saudari. Tiba di pertanyaan usia, sangat umum bukan bertanya sekolah ke anak yang usianya masih 17 tahun? Tapi beliau tidak sekolah formal, begitupun keenam kakaknya yang lain. Semua dididik apik oleh ayah dan ibunya. Tanpa ditanya, beliau menjelaskan bahwa ayahnya sangat takut dengan pergaulan zaman ini dan memang untuk anak perempuan sangat baik jika dididik di rumah. Perkenalan singkat tersebut membuat aku berpikir panjang. Bagaimana pendidikan adikku saat ini? Bagaimana pendidikan anakku kelak? Apakah akan masuk sekolah negeri atau swasta? Akan diarahkan untuk menjadi sosok seperti apa? Bagaimana aku mencegah keluarga dari fitnah yang banyak terjadi di luar sana? Kapan anak mulai dikenalkan dengan gadget? Bagaimana aku mengenalkannya? Itu hanya sedikit dari pendidikan. Bagaimana dengan makanannya, teman-temannya, mainannya, dsb dsb.. Dan itulah mengapa ibu harus belajar. Mengapa harus terus memperbaiki diri. Mengapa harus

Tidak Akan Berbalik Arah

Bismillaah Tidak ada kebaikan yang berbuah buruk Maka selama aku baik, aku harus yakin bahwa buah yang manis akan aku tuai kelak Namun jangan terlena! Karena maksiat yang ditumpangi nafsu dan syaithon akan selalu mengintai Janjinya mencari teman di neraka tidaklah dusta Usahanya untuk itu bukan bualan belaka Hari ini kamu harus yakin Bahwa segalanya akan berbalas Baiknya berbalas Buruknya berbalas Jangan lemah! Jangan lengah! Fasta'idz billaah! Fasta'in billah!