Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Catatan Kesebelas

There are no miracles in the world of lifesaving. I know that. There is no doctor who doesn’t hope for miracles. I know that, too. However, in this world situations exist; desperate ones in which words such as “miracle” don’t exist. There are no miracles in the world of lifesaving. That’s a fact. But, what’s a miracle to begin with? Oneself and one’s family being healthy. To have something one can devote oneself to. Having superiors and companions that correct your mistakes. Having partners to which you feel don’t want to lose. If we can call this sort of modest happiness a “miracle”, then this world we’re living in…might be overflowing with miracles. We just don’t realize it. That’s right. They’re right beside us; a lot of miracles.

Catatan Kesepuluh

Medical practice is a succession of choices. Go into surgery whilst prepared for hemorrhaging or persist with the more conservative therapy. In any case, at that fork in the road, once you choose, you can’t turn back. You can’t reset. That is…the same with life. It’s a succession of uncertain forks in the road. But…there’s no option but to choose and proceed down one road. The crossroad in one’s life draws near mercilessly.

Catatan Kesembilan

Continuous suture. Horizontal mattress suture. Skin stapler. A surgeon knows of all kinds of ways to stitch an open wound. But… the emotional scars. What can be used to stitch emotional scars? There is no easy way to heal emotional scars. I just think of this way: Wounds of the heart are undoubtedly necessary. That’s because bearing wounds in our hearts, we can become aware of other people’s pain.

Catatan Kedelapan

Over 300 hours of work a month. Research all night long. Because of that you lose your friends and get neglected by your family. Why do doctors sacrifice valuable things and work themselves to the bone? Is it money? Is it prestige? What is that doctors work for? What do we become the doctors for? Is it the satisfaction of being needed by people? Is it the sense of mission to save people? No. The real reason is for sake of our loved one's smiles. For our patient's thankful words. For those thing only, doctors sacrifice everything and work hard. But, when we can't trust even anymore. What should we do?

Catatan Ketujuh

More then results the process of exerting oneself is important. People grow up and realize how utter a lie that is. People see nothing but results. It makes sense for results to be bad if one slacks off. The problem is when exerting oneself to the maximum and still get bad results. At such times, what should people...what should we do? Why are results such harsh things? Six years in medical school, over 100 medical books. All that time devoted preposterously, believing it was for the sake of saving patients in the future. All that gets blown away once bad results appear. With just one mistake, you lose everything. And then, doctors hurt. Since those bad results are chains, that bring unpredictable consequences along with them.

Catatan Keenam

Speaking the truth is difficult. People hide it for various reasons. And the more you try to hide it, the more others try to open that door without knowing what is waiting for them there. Dear persons hide the truth. That is, trying not to hurt their partners, is a form of love. Nonetheless, people try to expose those secrets. And then, they regret it. Why didn't they just keep quite?

Catatan Kelima

Doctors do all they can in order to cure their patients. Putting their all experience, knowledge, and skills at work trying to pull patients from the depths of death. And then, after all their great efforts,  comes the knowledge. "Nonetheless, sometimes they can't be saved." Even if every single hand helps, there are times when it's hopeless. At those times, the only thing you can do is...That's right, stay by their side. By cuddling up and feeling them breathe, people can be healed. However, what should we do when there isn't someone to cuddle up with?

Catatan Keempat

Medical history. Asking of the past illnesses is but one the important jobs of a doctor. It can influence the diagnosis and change the treatment. Yes. It's the same for people. All the time, people can influence by their past and get caught up by it. A bitter past. A painful past. A sad past. Occasionally, there are people who break away from their past. But generally, people drag themselves through it. But, what should we do? The unexpected past, the past we're oblivious to. When the moment it's suddenly encountered, what should people do?

Catatan Ketiga

Why do people want to know the truth? "A lie that brings good result is better than a truth that brings sorrow," is a passage from a book I read a long time ago. Nonetheless, people want to know the truth. And then, sorrow begins. If I lie, I'd sometimes rather wish for you to see through my lie. However, it's unforgivable for a doctor to lie. Telling the truth is a doctor's job.

Catatan Kedua

When examining a patient with a severe bleeding, or more specifically, catching sight of senior doctor's accurate judgment in his field of expertise, and his swift ligature skills, the Fellowship members become dazed from realizing their own inexperience. Then, the next thought follows. "Is this really me?" "No, it's not." I want to believe it's not. But, to begin with, what was the real me? While looking for myself, what I found was miserable self becoming despicable. But facing that self, whether I should come to a halt, appalled. Or go one step forward. Depends on oneself. Whether the direction we're facing is in front of us or behind us, even that is no certain, but we want to take a step forward together with our useless selves.

Catatan Pertama

The first thing I learned after becoming an emergency doctor: In the lifesaving world there are no miracles. Sudden injuries and illnesses attack people mercilessly, and change their lives irrationally. With love and courage, patients can't be resuscitated. What can save them are the practitioner's skill and epinephrine. Exactly. In the lifesaving world there are no miracles. There are no miracles in the world of lifesaving. It was the first thing I learned when I become a doctor. The second thing I learned is, it is said that when in front of the patient, there is no doctor who doesn't wish for a miracle. Yes. It means that people can't help but wish for a miracles.

Pengemban Sejati Pancasila

            Pancasila, satu Ketuhanan Yang Maha Esa, dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, tiga, Persatuan Indonesia, empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.             Pernahkah kita berpikir, apa makna dari Pancasila? Pernahkah terbersit keinginan untuk mengetahuinya? Kebanyakan orang ternyata masih banyak yang belum mengetahui dan belum berkeinginan untuk mengetahui makna mendalam dari Pancasila. Padahal Pancasila telah menjadi Welstanchauung (pandangan hidup) bagi bangsa Indonesia selama kurang lebih 66 tahun. Saya begitu terkagum saat mengetahui seluk-beluk Pancasila ketika guru SMA saya mendeskripsikannya lewat mata pelajaran Pendidikan Kewarganaegaraan. Perjalanan Pencasila menjadi falsafah Negara tidaklah tanpa melalui proses. Pancasila ternyata lahir dari nilai-nilai yang terkristalisasi dari kehidupan nyata bangsa Indonesia . Hingga pada tanggal 18 Agustus 1945, Pan

Mulia

Mengapakah Tuhan cipatakan Hawa? Mengapakah Hawa ada? Mengapakah keberadaan Hawa dipertanyakan? Mengapakah? Apakah Tuhan inginkan ia menjadi pesaing Adam? Apakah Tuhan ingin ia menjadi musuh bagi Adam? Apakah Hawa diciptakan sebagai mainan Adam? Ataukah ia hanya ada untuk menjerumuskan Adam? Tuhan itu baik Maha Baik Tak ada yang menyamainya Jika Tuhan ciptakan Hawa hanya untuk kesengsaraan Maka manusia memag akan sengsara Namun Tuhan itu Maha Mengetahui, karna Ia Pencipta Bodohlah manusia yang berpikir, tanpa berpengetahuan Hawa diciptakan sebagai pelengkap hidup Adam Ia diciptakan dengan sejuta kemuliaan jiwa dan raga Ia diciptakan untuk keindahan hidup Adam Ketentraman hati Adam, keharmonisan jiwa raga Adam Aku Hawa, bangga karna Tuhan telah memuliakanku  Agamaku, keyakinanku, telah memuliakanku Sedihnya, kadang aku berpaling dari kemuliaan Kepada kehinaan hidup hingga rela menyerahkan cinta pada hati yang belum semestinya

Tuntun

Ku tuntun engkau telusuri jalan Cinta Ku papah engkau lewati gelap Cinta Ku damping engkau lalui derita Cinta Cinta menuntunmu, memapahmu, mendampingimu Cinta Cinta ialah aku engkau kita satu Aku dan engkau bercinta dalam satu

Aku

Manusia berprinsip adalah aku selanjutnya.. Hari ini, aku masih berada dalam salah dan benar.. Setiap hari, selalu saja ada yang mengiris tentang beribu kepedihan yang pernah menimpa luka.. Aku memang tak boleh lemah.. Namun hati ini terbuat hanya dari lembeknya daging, ia mudah terluka.. Dan luka dalam hatiku sulit tuk sembuh. Bahkan sudah bertahun pun ai tetap terluka.. Entahlah, aku begitu sulit sebagai seorang wanita. Aku telah dewasa, namun ternyata pendewasaan usia belumlah mendewasakan hati ini.. Ke mana aku harus dewasakan hati? Adakah pendidikan hati yang dapat membuatnya selalu ceria? Adakah sekolah jiwa yang dapat membikinnya menjadi bahagia? Kepada-Mu ya Allah.. Hanya kepada Engkaulah bertumpu berjuta harap dan keinginan..

Nyanyian

Mari kita kembali dengarkan nyanyian lembaran cintaku.. Adakah aku temukan kembali? Ya. Memang harus aku temukan kembali serpihannya Lembaran cintaku Hari ini aku menemukan kembali serpihan yang mungkin hilang di 4 SKS yang aku lalui dua bulan ini Seni itu mengajarkanku Bahwa memang inilah yang Tuhan inginkan Membuatku guna dan bahagia Aku harus putuskan mulai hari ini detik ini Saat aku mulai membicarakannya Pendidikan ini Adalah untuk membuatku faham Bahwa hidup tak hanya hidup Bermanfaat bagi sesama Terima kasih Ya Allah Betapa besarnya kasih sayang itu Keyakinanku Mengantarkanku menemukan serpihan yang belum ku temukan Kuatkanku Karna keyakinan yang aku temukan Kepercayadiriaan yang ada padaku Itulah yang membuatku bertahan Aku harus lebih menaikkan semua Aku harus lebih Melakukan yang terbaik yang dapat aku lakukan Ya. Itulah harusnya yang tertanam sejak aku putuskan jalan ini Kuatkan keluargaku Buat mereka bah

Tanya

Mengapa perlu dipertanyakan? Sedangkan ia telah ada jawabnya Mengapa perlu dipertentangkan? Jika semua hanya tertuju pada satu tujuan Mereka sama Berketuhanan Milik Tuhan Hanya orang yang tak faham Hanya mereka yang buta Mereka sombong dengan pembenaran yang tidak benar Karna sesungguhnya karunia hanya milik mereka Melihatmu bukan di hadapanmu Bukan di belakangmu Bukan pula di sisi kanan-kirimu Tidak di atasmu saja, tidak di bawahmu saja Mereka yang melihatmu utuh Mereka melihat pedoman utuh Hingga kebahagiaan hidup kau dapati indah Di atas derita Ataupun dalam gelisah dendam Harmoni Tenggelamkan sejauh engkau bernapas Namun, mengapa masihlah ia pertanyakan?

Dosa

Aku adalah pendosa Kamu, pendosa Ia, berdosa Kita, saling dosa Mereka, terdosa ataukah mendosa? Kita sesungguhnya tak tahu apa itu dosa? Kesenangan dalam kesengsaraan Kemaksiatan dalam kenikmatan Kekal dalam perubahan Makna Tak dosa Dosa? Apakah kamu dosa? Untuk apa dosa? Ia menuntun kita, merangkul lemah Namun engkau Kedosaan itu mendosakan dosa

Tak Kunjung

Perjalanan hidup memang tak kunjung usai Sampai kau fahami bahwa kau tak pernah kan faham Terlalu banyak misteri Begitu banyak kedangkalan akal Yang kita lakukan hanya sembahkan do'a kepada yang mencipta Kepada-Nya yang mencipta keadaan dan ketiadaan Mencipta gelap dan terang dunia Menciptaku Tetaplah berjalan anggun dengan segala pakaianmu Segala apa yang ada padamu Dengan menyandang hakikat aku Kebenaran tentang aku yang benar Mungkin tak pernah kau jamah Mungkin tak pernah kau tau Sekali lagi Akal ini dangkal tuk ungkap seluruhnya, segala Maka bergegaslah dengan penuh cinta Agar kau tak salah langkah Agar kau tak salah arah Agar kau tetap dalam kebenaran Agar kau tak ada pembenaran

Lembaran Cinta

Sekedar menuliskan kembali Lembaran cinta yang mengantarkanku Karna lembaran cinta Membawa gairah Menyelundupkan gairah Aku hidup Hidup dengan kepingan lembaran cinta Dari Tuhan Dari mereka Dari mu Menuliskan lembaran cinta yang baru Mengantarkanku Kedalam kemahaan seorang penuntut Aku memang harus tetap berjuang dengan lembaran cintaku Aku memang harus berjalan dengan kepingan cintaku Memang harus begitu Karna cinta Tumpukan lembaran cinta Mendesakku bangkit Mencungkil keterpurukanku

Ibu (Part 2)

Maafkan anakmu Ibu.. yang telah membuat lautan dosa terhadapmu.. Maafkan anakmu Ibu.. yang telah membuat jalan kesalahan diatas kebaikanmu.. Maafkan anakmu Ibu.. yang telah membuat pintu dusta id rumah amanahmu.. Maafkan anakmu Ibu.. yang telah membuat kran air mata pada eloknya wajahmu.. Maafkan anakmu Ibu.. yang telah membuatkan baju kekotoran yang kubalutkan pada sucinya badanmu.. Maafkan anakmu Ibu.. Maafkan Ibu.. Maafkan.. Anakmu telah khilaf hingga berlaku sekejiitu terhadapmu Ibu.. Maafkan anakmu Ibu... Anakmuini tak bermaksud membuatmu tersiksa.. Maafkan anakmu Ibu.. Sungguh Ibu.. Maafkan Ibu.. Maafkan.. 

Untaian Do'a

Entahlah Sulit untukku mengungkapnya Terlalu pedih rasanya Mataku seolah buta oleh kepedihan itu Ya Allah... Beri kami kekuatan Agar s'lalu setia dalam jalanMu Aku tak mau melihat mereka selalu berwajahkan kesengsaraan Aku tak ingin mendengar mereka selalu bersuarakan kesedihan Ya Rasul... Tuntun jalan kami dengan sunnahmu Aku tak mau mereka selalu mengeluhkan tentang keadilan Aku tak ingin mereka selalu menggunjingkan tentang kebahagiaan Segumpal daging dalam raga ini terasa terhimpit Membuat raga ini seluruhnya terasa mati Jiwaku sesak tuk bernapas Pikiranku bimbang tuk melangkah Jantungku serasa terhenti melakoni kenyataan hidupku yang tak terdefinisi

Indah-Mu

Karna indah-Mu Tak ada yang dapat lukiskannya Bahkan keindahan Terasa nyata Ya Allah Kala terpejam Lenakan sukma Tak perlu melihat, Bahkan seorang buta pun terbuai Tak perlu berkata, Bahkan seorang bisu pun berpidato Maka tak perlu lagi didengar, Si Tuli pun menikamati dendangan Ayat Tuhanku, Tak ada yang mampu bersanding dengannya Karna ayat Tuhanku Namun mengapa? Kesempurnaan yang ada Ayat Tuhanku berfirman Disiakan mereka

Ibu (Part 1)

Ya Allah.. Ringankanlah beban yang memberatkan pikirannya Tenangkanlah kegelisahan yang meramaikan hatinya Bantulah ia untuk bersabar dalam mengendarai terjalnya hidup Tuntunlah langkahnya menuju cahaya, agar ia dapat memberiku keterangan Ya Allah.. Lepaskanlah apapun yang membelenggu batin ibuku Lucutilah senjata-senjata setan yang menempel ditubuhnya Mudahkanlah ia dalam segala sesuatu Berilah keberkahan dalam setiap detakan jantungnya, hingga malaikat rahmat menjemputnya

Engkau

Tak mampu waktu meluluhkanmu Engkau berjalan menuju dasar hati Mengunci diri Kepadanya Ku sembahkan sembah kasihku Letih, pikir temanimu Masihlah hati mendambamu Ku mencintaimu tanpa lelah Tak berhenti Adakah Tuhan beri jalan ku? Ku telah mohonkan pada Tuhan Hapuskanmu dari lantaiku Nyata. jejakmu di benakku Menyiksa Ku ketahui Tak ada sedikitpun ibamu melihatku

Terdekat

Engkau adalah yang terdekat Kau menakutkan bagi mereka yang tak berbekal Hari silih berganti dan kau semakin mendekati Kau kan datang bersama makhluk terpatuh Yang akan mengantarkanmu menyentuh urat nadiku Menggetarkan jiwa hingga tak kuasa Mungkinkah engkau kan datang dengan rahmat-Nya? Mungkinkah engkau datang dengan senyuman ramah?

Cita

Cita-cita itu menunggumu untuk kaudatangi.. Raihlah ia laksana kau raih minuman kala engkau kehausan.. Raihlah ia dengan Cinta dan Gairah kesuksesan.. Bawalah orang tuamu, keluargamu, orang-orang yang kausayangi, dan mereka seluruhnya tuk sambut kedalaman suka yang kaurasakan ketika keberkahan itu datang dari Tuhanmu.. Jalan ini memang panjang.. Penuh luka, kegagalan, kesedihan, air mata, penderitaan, pahit, serta pengorbanan yang tiada hingga.. Namun tanpa itu semua kau takkan dapat rasakan kebahagiaan, kesuksesan, keindahan, tawa, manisnya hidup, dan nikmatnya perjuangan.. Mari.. Kau harus kobarkan semangat, membakar ambisi, dan nyalakan api perjuangan.. Tak kenal lelah, putus asa, menyerah.. Mereka hanyalah obrolan orang-orang kalah! Kau tak boleh lemah, berduka nestapa, apalagi meratap derita! Mereka inginkan engkau indah merekah.. Mereka harapkan engkau senang gembira.. Karna Tuhan akan selalu membantumu.. Melimpahkan beribu kemudahan dalam penderitaan yang kaua

Dua Kemeja

Bercerita tentang dua kemeja Kemeja abu dan biru tua Kemeja abu masihlah baru Mungkin Ya Karena kemeja biru sudah lusuh Mungkin sobek Ya Kemeja itu Dua kemeja itu Menemani peluh ayahku Menghisap dan mengemaraukannya Kemeja itu kemarin tidak berkena denganmu Mungkin ibu lupa Mungkin ibu lelah Dua kemeja itu Kemeja abu dibuat tangan mesin kakaknya Kemarin belum sempat disentuh Mungkin ibu lupa Mungkin ibu lelah Ya

Bukan Aku

Bagaimana lembaran cintaku? Apakah yang membuatmu hanya menjadi selembar berayun di kepalaku? Bergeraklah lembaran cintaku.. Lekatlah di sini Di hatiku Lekatlah di sini Di jiwaku Bagaimanakah lembaran cintaku? Apa yang menahanmu untuk melawan? Apakah kamu lupa? Apakah kamu sudah menyerah? Maka mulailah berjalan lembaran cintaku. Berjalanlah berjalanlah lembaranku. Janganlah kamu kecewakanku Berjalanlah berlarilah kejar harapmu Berjalanlah di hatiku Berjalanlah di jiwa dan ragaku Apakah lembaran cintaku jauh dari-Mu? Lembaranku.. Wahai lembaran cinta pengantarku Kuatkan aku Kuatkan aku Ingatkan aku, apa yang membuatku terantar Apa yang mebuatku tertuju Aku tak mau seperti ini lembaran cintaku Karna ini bukan aku! Lembaran citaku tak lemah Lembaran cintaku tajam merobek benteng tantangan Karna lembaran cintaku milik Tuhan Aku milik Tuhan Cintaku milik Tuhan Lembaran cintaku dari Tuhan Tuhan.. Kembali kirimkan Kembalikan aku Apa memang ini jati diriku? BUKAN!!!!!! Ini bukan aku Tuhaaaan

Yaa Rasul

Ya Rasul.. Akankah aku bertemu denganmu dengan tumpukan dosa yang menempel ditubuhku? Ya Rasul.. Mungkinkah aku menjadi sebagian umatmu yang begitu kau cinta, dengan rangkaian kekhilafanku akan sunnahmu? Ya Rasul.. Aku begitu sangat ingin bertemu denganmu, bertemu dengan berjuta keindahan akhlakmu, bertemu dengan yang merahmati alam semesta, bertemu dengan habiballah? Ya Rasul.. Dapatkah kerinduanku tersampaikan padamu?

Dekapan Sukma

Bercerita ia tentang apa rasa Berdendang ia tentang apa luka Bernyanyi ia tentang apa cinta Aku tak mengerti mengapa ia bernyanyi Mendendangkan luka terseok-seok Jatuh terpekur dalam dekapan sukma Ia menatapku dalamnya Cahya dalam balutan luka Merah membara laksana darah segar Para syuhada di medan laga Kan kutimpali ia dengan siraman duka Membasuh bahagia Redup redam dalam dekapan sukma Jalan-jalan cinta Sepanjang tanah batu itu Beradu seluruh indah derita Kita manusia selalu saling bersatu Dalam dekapan sukma Engkau lalui, aku lewati Tak pernah tahu waktu Tak mungkin tahu Sebab Tuhan Mengeringkan tinta Dalam dekapan sukma Tuk mendekat, menemukan Tuhan

Aku Butuh

Aku memang belum benar.. Aku memang terlalu takut tuk mencoba.. Terjadi perubahan dalam pikiranku, yang aku sendiri tak tau ada dalam kebenaran atau tidak.. Aku memang belum dewasa seperti yang kamu harapkan.. Tapi aku selalu terus mencoba untuk itu.. Menekan segala keakuanku, kemanjaanku.. Aku butuh panutan.. Tapi aku sendiri kebingungan mencari panutan itu.. Kamu tau? Saat aku mendapat orang yang aku percayai, maka akan kupatuhi ia sepenuhnya.. Tak peduli untuk apa dia perintahkan aku, tak peduli resiko apa yang akan dia berikan untukku.. Aku selalu berada dalam kebimbangan, belum bisa tentukan pilihan.. Aku selalu bertanya pada Tuhan, mengapa Rasul itu tak datang saat aku hidup agar aku dapat tanyakan segalanya.. Aku butuh teladan Ya Rabb.. Aku tau Al-Qur'an dan Hadits itu yang harus kuteladani, namun dapatkah Kau tunjukkan di manakah kebenaran sesungguhnya ada ketika banyak orang yang menafsirkannya berbeda.. Sungguh, aku ingin bertemu dengan Rasul.. Menanyakan segala hal yang

Cinta Dosa

Bercinta, berbagi cinta dengannya adalah dosa Bertemu dosa Bercengkrama ialah dosa Tuhan Mengatur dosa Dosa aku dosa Aku tak ingin dosa Namun dunia mendosa Sepertinya Tuhan mengutuk dosa menjadi dosa Aku bertanya tentang cinta dan dosa Bagaimana terjadinya dosa Mengapa cinta menjadi dosa Dosakah cinta karna sang cinta mendosa Sungguh Memang cinta rentan akan dosa Hingga cinta berpaling Meludahi dosa Jika dapat Aku kan kurung cinta Agar tak dosa Layaknya Habib-Habibah Mencintai cinta tak dosa

Kami Pemuda

Kami Pemuda Bangga akan perlambang bangsa Cinta akan perdamaian dunia Kami Pemuda Tak mudah menyerah kalah Tak mudah tergolek lemah Kami Pemuda Tak ingin Tanah Air dihina dina Tak ingin Ibu Pertiwi dicomooh mereka Kami Pemuda Marah kala budaya diambil pencuri Malu kala budaya tak terakui Pribumi Kami Pemuda Pembentuk jati diri bangsa Perubah keterpurukan dunia Kami Pemuda Kamilah Pengemban Sejati Pancasila

Muslim?

Subhanallah, keagungan nama muslim yang tersemat pada diri seorang manusia adalah pertanggungjawaban dan perjalanan yang tak mudah. Predikat hamba Allah dan umat Rasul adalah kebahagiaan dan ujian yang tak pernah disangka manusia. Ketika berkata “Saya Muslim” maka selayaknya keagungan Islam dan ke-Mahaagungan Sang Pencipta haruslah tercipta dalam dirinya. Namun semua memang hak Tuhan, yang menjadikan Muslim dan “Muslim”. Begitu indah dan mungkin bagiku yang belum mengetahui Islam sepenuhnya keindahan Islam diraih dengan peluh dan darah, tak boleh berhenti berbuat kebaikan hingga menginjak surga. Karna Islam adalah keyakinan jiwa raga. Karna Islam adalah keyakinan hidup pada Tuhan Yang Maha Abadi. Kedalaman makna, keindahan hidup, kesejahteraan jiwa, hingga kemapanan raga akan didapat dengan keislaman. Karna Islam itulah kehidupan sesungguhnya, karna Islam itulah perjalanan kembali pulang menuju Tuhan.