Langsung ke konten utama

Katanya Harus Sabar

Bismillaah


2 bulan terakhir ini tiap pekannya ada tugas yang menunggu untuk dikerjakan. Pekan pertama gampang banget, hampir ga perlu menghafal karena memori waktu kecil masih nempel. Pekan kedua mulai agak mikir karena cara menghapal di kelas itu beda banget sama dulu yang pernah dihapal. Pekan ketiga mulai puyeng karena, "Astaghfirullah banyak banget ini gimana ngapalinnya?!". Pekan keempat skip karena negara api menyerang sampai berhari-hari udah pasrah banget ga bisa ikut TO dan Ujian Akhir.


Deadline hari pertama, "Afwan, Ustadzah......."

Hari TO masih, "Afwan, Ustadzah......."

1 hari setelah TO masih juga, "Afwan, Ustadzah......."

Dan hari ini, "Baik Ustadzah, saya insyaaAllah mau TO malam ini."


Aku malu, karena baiknya musyrifah yang berusaha nego ke atas supaya aku bisa ikut ujian akhir.

Beliau bilang, "Sayang Mba sudah di penghujung, tinggal TO dan Ujian Akhir."


Duhhhh... Jadi inget pas awal-awal gabung aku curhat karena pusing itu fi'il harus dihapalin semua satu-satu tiap babnya?!

Beliau bilang, "Harus sabar, InsyaaAllah mudah."


Lalu jadi inget pas dengerin materi, Ustadznya selalu bilang, "Alhamdulillaah yang perlu dihapalkan dari 13 Bab itu hanya 8 Bab karena yang lainnya jarang digunakan."

Dan Alhamdulillah lainnya yang sering beliau mention saat menjelaskan bahwa dibalik banyaknya wazan, fi'il, dan kaidah-kaidah bahasa Arab itu selalu Allah beri kemudahan.

Sedangkan aku yang mendengar hanya ngarenghap dan nggrutu, "Kumaha ieu ngapalkeuna???"


Tapi memang benar, masyaaAllah walhamdulillaah. Dari sekian banyak tugas hafalan dan tulisan - untuk aku udah agak lama otaknya ga panas - bisa lanjut sampai akhirnya Ahad nanti Ujian Akhir.

Kalau engga malu karena terlalu banyak, "Afwan, Ustadzah......." namun tetap di-afwan-kan dan diperjuangkan untuk bisa ikut terus sampai lulus. Mungkin hari ini aku sedang menyesal karena tak menyelesaikan belajar.


Lalu kemudian aku berpikir, "Apa belajar bahasa Arab itu godaan syaithonnya lebih besar?"

Jadi ingat seorang Ustadz pernah bilang, "Hanya orang yang diberi hidayah saja yang bisa mempelajari bahasa Arab."


Baiqlah. Ini kesempatan keempat aku bisa belajar bahasa Arab, setelah waktu kecil yang memang sebuah keharusan di pengajian, setelah waktu SMA yang memang muatan lokal, setelah waktu kuliah yang memang mata kuliah. Aku kembali ingin belajar, dan akhirnya tak jauh. Memang aku cukup pusing. 😅


Ini lebih dari bahasa Indonesia, atau bahasa Inggris atau bahasa Jepang. Tata bahasa yang sangat kompleks, padahal baru belajar ilmu Sharaf dasar, belum ilmu Sharaf lanjutan, belum ilmu Nahwu, dan belum-belum yang lainnya.


Dan semuamuanya membuat aku sangat sadar. Betapa aku sangat jauh dari hidayah itu. Dan betapa ilmu agama ini, yang dasarnya pun memerlukan keikhlasan, kecerdasan, dan kesabaran. Sungguh ilmu para Asaatidz, Masyaikh, dan apalagi 'Ulamaa sangat tinggi, dengan kita sangat jauh bagai langit dan bumi. Jika hari ini banyak orang sombong karena ilmu berbekal Googling lalu berdebat sana-sini padahal bahasa Arab saja tak becus, apa yang diharapkan dari semua itu?


Maka berhati-hatilah wahai diri..


Yoooooshhhhh... Siap-siap ujian yang katanya nanti 5 jam 😅😅😅

Komentar