Langsung ke konten utama

Rasional atau Emosional?

Bismillaah

Hmm. Ini sedikit ilmu yang didapat dari dengerin penjelasan dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ tentang manusia di YouTube. Jadi inget waktu kuliah, skripsi tuh banyak banget yang bahas tentang pengetahuan lebih dalam lagi hubungannya dengan sikap dan praktik.

Ternyataaa, manusia itu makhluk yang kurang rasional bahkan lebih emosional. Setiap tindakan lebih banyak mengandalkan perasaan, manusia bertindak atau berubah ketika perasaan atau emosinya tersentuh. That's whyyyyyyy.... Kenapa pengetahuan dan sikap atau praktik itu kadang ga ada hubungannya.

Misal, pengetahuan tentang PHBS yang paling sederhana itu mencuci tangan. Tidak semua orang yang memiliki pengetahuan tentang mencuci tangan yang benar itu menjadi mencuci tangan sesuai dengan pengetahuannya. Dan ada penelitian yang menyebutkan bahwa perilaku mencuci tangan di rumah sakit itu rendah. Padahal jelas banyak tenaga kesehatan yang sangat tahu tentang hal itu, saaaan poster cuci tangan di mana-mana, edukasi itu tiap hari. Ga menjamin. Karena ilmunya ga sampe ke hati. Bener bangeeeet kata Ust. Nuzul.

Satu lagi yang menarik, ternyata pengetahuan yang diberikan lalu pada praktiknya diberikan pengawasan meningkatkan kesadaran perilaku mencuci tangan. Saat ada kunjungan pejabat rumah sakit misalnya, saat pengunjung RS diperhatikan nakes yang bertugas misalnya, manusia kadang lebih bisa melakukan karena rasa takut tersebut, karena diawasinya itu bukan karena benar mereka sadar kalau mencuci tangan itu perlu. Hehe. Menariequ banget asli.

Ya sama juga kaya nyuruh orang yang berkendara pake helm. Bedain aja lokasinya, yang banyak polisi pasti lebih taat aturan lalu lintas karena takut ditilang, beda sama yang di kampung-kampung ga ada polisinya, mau jauh mau deket, da ga ada polisi, terus apa urgensinya pake helm? Hehe. Padahal kalau jatoh atau tabrakan terus kepala pecah kan ga tau di situ bakal ada polisi atau engga. Hahahaha

Ternyata manusia tidak serasional itu. Efek jangka panjang biasanya sering diabaikan. Misal, pada orang yang diet atau orang yang mau berhenti merokok, dia sangat tahu bahwa diet itu baik buat dia, atau yang merokok itu tau kalau merokok itu ga baik buat kesehatan. Karena efek jangka panjangnya belum terlihat, masih lama, masih jauh, belum kerasa saat ini sehingga mereka berpikir, "Ah masih bisa besok dietnya, hari ini ada kue coklat enak banget kan sayang." "Ah ini lagi reuni, besok kan masih bisa mulai lagi berenti ngerokoknya." dan angan-angan sejenis lainnya. Hmmm, gitu toooh. It's be like, "Ah, besok aja tobatnya. Wong masih hidup." Ehhhh tau-tau ga bangun lagi, :'( kan sedih tuh.

Jadi, kenapa orang sulit berubah? Kenapa orang ga bertindak atas ilmu yang dia sudah ketahui? Ya itu. Ilmu memang harus terletak di hati, sehingga menyentuh emosi kita, sehingga kita bergerak. Inisih jadi bekal banget untuk lebih banyak belajar lagi supaya bisa membagi ilmu yang menyentuh hati, hingga manusia kemudian berubah menjadi lebih baik.

Komentar