Langsung ke konten utama

Percakapan Malam

Bismillaah


Aku : "Wi, gening jadi perempuan teh beraat."
Uwi : "Jadi perempuan yang baik."

Jadi kemarin-kemarin temen aku minta ditemenin. Katanya dia mau menundukkan pandangan dengan nyo-o hape karena dia harus hadir pada pertemuan yang sebetulnya ga mau dihadiri. Hehe

Terjadilah percakapan random. Statement itu muncul karena apa ya? Lupa aku. Tapi memang sedari dulu kita sering banget ngobrolin hakikat penciptaan wanita, buat apa sih? Dengan segala keterbatasan ilmu kita, dengan fenomena yang wow banget di masyarakat, dengan sibuknya berita berseliweran.

Di penghujung remaja ini, meski dia telah melangkah lebih dulu pada dunia yang baru. Kita masih sering bercakap dalam dan sering tak habis meski tangan udah pegel banget buat ngetik. Ujung-ujungnya kita selalu bilang, "seminggu ketemu dan ngobrol juga kayanya ga akan abis ya" saking banyaknya yang kita pengen ceritain dan kita bagi, atau kita bareng-bareng renungi.

Saat dia pertama kali menginjak rumah barunya, dia membuat status WA "Ada langkah yang harus selalu diikuti." Dan itulah mungkin akhir pencarian kita tentang apa tujuan diciptakannya wanita.

Wanita diciptakan untuk membersamai dan mendampingi, menyeimbangkan dan menenangkan. Dia juga bilang, "Harus lembut, sama seperti ibu kita." Mengalah, berkorban untuk apa yang menjadi miliknya, yaitu suami dan anaknya.

Sangat banyak keluarga yang menderita karena sang istri atau sang ibu belum selesai dengan egonya, sibuk sama hp, sibuk sama sosmed, sibuk jualan, sibuk sama fashion, sibuk make up-an, sibuk sama drakor dan KPop? Yayaya, ntar tau-tau anaknya udah ikut-ikutan jadi Fangirl. Na'udzubillaah.

Inget lagi kisah orang tua Musa Al Hafidz, kalau rezeki itu bisa dicari lagi, tapi mendidik anak saat masa emasnya ga bisa diulang kalau dia udah besar. Anak yang sudah rusak masa kecilnya akan sulit sekali berubah di masa dia sudah baligh atau dewasa. Maka berlelah-lelahlah, berkorbanlah waktu, tenaga, doa, saat dia masih kecil.

Memang kerasaaaa banget. Efek pendidikan dan pengasuhan orang tua itu dalem, sampe ke tulang-tulang. Jadi inget percakapan lain sama Uwi, "Tugas kita sekarang adalah mencari ayah yang lebih baik buat anak kita kelak." True banget emang. Ga bisa sendirian buat menjadi lebih baik, karena sejatinya manusia butuh temen yang nguatin.

Apakah aku bisa menjadi perempuan yang baik itu? Laa haula walaa quwwaata illaa billah.
Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang ingin berbuat baik.

Komentar