Langsung ke konten utama

Cukuplah Allah Sebagai Penolong

Bismillaah

Bersama Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, hafidzahullaah
-----------

(Al Baqarah : 214)
Seorang Mukmin saat menghadapi ujian, maka akan semakin yakin kepada Allah subhanahu wata'ala.

Ia akan berkata, "Inilah yang dijanjikan oleh Allah dan RasulNya. Dan benarlah Allah dan RasulNya."

Maka teruslah latih diri untuk mengatakannya, mengamalkannya.

Karena..
Beriman = Ujian

Lihatlah bagaimana ujian yang menimpa Nabi shalallahu alaihi wasallam. Jika Nabi saja menerima berbagai ujian bagaimana dengan kita yang imannya jauh dibawah beliau?

(Apakah kita merasa lebih berhak untuk tidak diuji?)

Orang mukmin itu..
Melihat masalah berarti melihat janji Allah.
Melihat masalah berarti melihat pertolongan Allah yang sudah dekat.

------

(Ali Imran : 172)
Orang-orang yang menaati dan menyambut perintah Allah dan RasulNya setelah mereka mendapatkan luka (dalam peperangan Uhud).

Setelah luka -> disuruh taat -> maju lagi!!!

Walaupun secara fisik sudah tidak berdaya, tapi jika sudah hasbunallaah wani'mal wakiil maka orang beriman yakin, Allah sebaik-baik wakil dalam menyelesaikan urusan yang diserahkan kepadaNya.

Manusia itu.. saat dipercayakan urusan bisa gagal, lepas, ketipu, rugi, manusia itu ga jelas.
Namun Allah tidak mungkin miss, tidak mungkin meleset.

(Ali Imran : 173-174)
Saat ditakut-takuti, bertambah keimanan dan berkata, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah sebaik-baik Penolong dan Pelindung (Al Wakiil)."
Maka mereka kembali dengan kenikmatan dan karunia yang besar dari Allah. Dan mereka tidak mendapatkan keburukan sama sekali. Mereka mengikuti keridhoan Allah. Dan Allah memiliki karunia yang sangat besar.

Mereka menyerahkan urusan kepada Allah, "Cukup bagi kami Allah". Sebaik-baik Dzat yg diserahkan urusan, yang akan menyelesaikannya dengan sempurna, tanpa celah.

Karena hidup bukan matematika yang sederhana.
Yang harus 1+1 = 2
Bukankah ada keberkahan dan pertolongan Allah?
Yang bisa menjadikan 1+1 = 100

Ada banyak faktor yg tidak terduga dalam kehidupan, maka serahkan saja semua kepada Allah.

Manusia sejatinya diciptakan dalam kondisi lemah. Manusia selalu memakai logika, selalu memakai perasaan. Jangan mengandalkan diri kita.

(Apakah aku kurang yakin atas pertolongan Allah?)

Yakin dan tawakkal itu bukan berpangku tangan. Yakin dan tawakkal itu harus produktif melahirkan karya dan perjuangan, dengan tetap yakin sama Allah.

Serahkan sama Allah. Jangan kepedean. Bukan strategi kita yang diandalkan tapi bersandarnya kita kepada Allah yang menjadikan urusan kita selesai.

Iman terhadap nama dan sifat Allah itu bukan teori.
Bukan sebatas kita ucapkan.
Jika kita yakin bahwa Allah sebaik-baik Al Wakiil..
Lalu mengapa down?
Mengapa pesimis?
Mengapa mundur?
Seharusnya kita maju dan serahkan kepada Allah.
Allah yg atur nanti.

Prinsip orang beriman itu taat kepada ridho Allah dan menghindari murka Allah.
Seberapa yakin kita dengan janji Allah?

Ingatlah kisah Hajar saat ditinggalkan Nabi Ibrahim di Mekkah. Sebuah lembah yang tidak ada kehidupan.
Ia hanya bertanya, "Apakah ini perintah Allah?"

Jika ini perintah Allah dan tidak ada opsi lain, maka Bismillaah jalan.

Karena Allah sebaik-baik wakil. Itulah Rabbul 'alamin.
Yang saat diserahkan urusan kepadaNya, Ia akan diselesaikan dengan sempurna.

-------
Jazaakumullaahu khayran wabaarakallaahu fiikum Ustadz dan tim..

Komentar