Langsung ke konten utama

Mengembalikan Fitrah

Bismillaah

Menutup diri bagi wanita yang pada dasarnya ingin tampil cantik sungguh adalah perkara yang berat. Melawan diri, melawan hawa nafsu. Pada masanya berhias menjadi ajang pamer, rambut sudah berbagai gaya, aktris dan penyanyi menjadi idola, semakin terbuka semakin merasa bangga. Mereka yang tidak berdandan dianggap kuper dan terbelakang. Semua gadis berlomba untuk berhias fisik, namun lupa akan jiwanya yang perlahan telah rusak diperbudak dunia.

Berkarir bagi wanita merupakan suatu prestasi cemerlang. Ia begitu hebat bisa bersaing bahkan mengalahkan kaum lelaki. Berlomba memperoleh harta kemudian berfoya-foya. Laki-laki menjadi segan mendekat karena gelar yang panjang dan jabatan bertingkat. Abai dengan panggilan jiwa yang menginginkan adanya seorang yang menuntun langkahnya. Sok kuat dan mencoba tetap tegar di atas cibiran masyarakat yang ia sebut kuno dan ketinggalan zaman karena masih mempermasalahkan 'perawan tua'.

Dua hal itu menjadi fokus wanita.
Mereka sangat begitu buta akan hakikat fitrah wanita..

Yang seharusnya seharusnya berhijab rasa malu, tidak mudah terlihat khalayak. Karena sungguh syaithon menghiasi mereka saat keluar dari rumahnya. Bahkan wanita yang gila nan buruk rupa pun bisa menjadi korban hawa nafsu yang melingkupi lelaki yang tergoda. Agar tak sembarang lelaki bisa menikmati setiap wanita, maka Sang Pencipta berikan petunjuk untuk menjaga pandangan dan menganjurkan pernikahan, karena hal ini lebih terjaga dari perbuatan keji dan kesesatan jalan hidup.

Aku pun sangat begitu buta akan hakikat fitrah wanita..

Yang seharusnya mengejar cita tertinggi di surga. Dengan mendidik diri kemudian berkarir sebagai seorang istri dan seorang ibu. Sungguh, jangan pernah meremehkan peran mereka. Karena dari dirinyalah tonggak awal terlahir dan terdidiknya manusia hebat yang akan terus berjuang mengurus kemaslahatan di bumi ini. Adakah yang lebih mulia dari mendidik dan menyiapkan generasi terbaik? Yang atas izinNya akan menjadikan begitu banyak kebaikan dan kesejahteraan bagi banyak manusia lainnya.

Aku memang begitu sangat buta akan hakikat fitrah wanita..

Jika saja dahulu aku tahu sebanyak hari ini, maka aku tak perlu membumbui diri dengan banyak pengetahuan yang tak berguna bagi diri wanitaku di masa depan. Karena sungguh terlalu banyak hal yang harus aku ketahui dan aku dalami untuk menjadi seorang istri dan ibu. Dan itu tak pernah kudapat di bangku sekolah melainkan hanya 0,000000 sekian persen dari keseluruhan pelajaran.

Lalu apakah aku menyesal telah kuliah jika akhirnya aku 'hanya' menjadi ibu rumah tangga?
Absolutely NO. BIG NO.
Karena jika aku tak sekolah belum tentu aku mendapatkan ilmu bagaimana menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik dan benar. Bukan sekedar titel 'ibu rumah tangga' yang sedikitpun kadang acuh dengan kondisi rumah tangganya.

Semoga Allah menolongku dan menolongmu. Mengembalikan fitrah wanita..

Komentar