Langsung ke konten utama

Perjalanan Menuju Tuhan

Bismillaah

Ketika hakikat kebenaran menjadi tabu untuk diperbincangkan. Petunjuk Tuhan menjadi sesuatu yang harus ditawar atau dipikirkan. Sebagian dengan lantang menentang dengan berbagai pembenaran.

Banyak ayat dalam al-Qur'an membicarakan tentang orang-orang yang mendustakan firman Tuhan. Dahulu aku tak mengerti, kini aku faham.

Ketidakyakinan akan Dzat yang tak dapat terindrakan oleh dangkalnya akal manusia membawa sebagiannya pada pengingkaran (kufur) dan penyekutuan (syirik).

Katanya hal tersebut akibat kebodohan, katanya yang lain hal tersebut akibat hawa nafsu. Mungkin perpaduan keduanya akan lebih parah dalam pengejawantahan.

Di televisi diberitakan banyak berbagai kejahatan, dipertontonkan berbagai hiburan, kekayaan, perdebatan, perselisihan, isu, dan berbagai hal lain yang tentunya dilarang oleh Tuhan.

Katanya, dunia ini penjara bagi orang yang beriman pada Tuhan dan surga bagi orang yang ingkar. Mengingatnya membuatku semakin yakin bahwa meyakini keberadaan Tuhan bukanlah hal mudah, karena ia harus bersiap dipenjara.

"Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud kepada-Nya?" (Sepenggal syair)

Jika kembali lagi bertanya pada diri, adakah manusia yang rela memenjarakan diri dengan suka rela? Tentu saja Tuhan sangat tahu hakikat ciptaannya, manusia yang haus dengan kenikmatan dan sangat enggan menjamah penderitaan.

Tuhan kemudian mengabarkan melalui utusan-Nya, hakikat dunia dan kehidupan fana serta hakikat kematian dan kehidupan abadi. Lalu Ia berikan berbagai petunjuk berupa berita, kisah, perintah dan larangan, reward bagi orang yang berbuat baik dan punishment bagi mereka yang berbuat buruk.

Katanya lagi, reward and punishment yang Tuhan berikan pasti adil dan Ia tidak akan alpa membalas kebaikan dan keburukan sekecil apapun.

Kini, aku merasa sendiri dalam keramaian, asing di tanah kelahiran. Saat aku mulai sedikit demi sedikit berubah demi menempuh perjalananku menuju Tuhan, aku semakin kehilangan teman.

Lalu aku teringat firman Tuhan, "Maka Aku adalah dekat."

Kemudian aku merapal, "Cukuplah Allah bagiku."

Komentar