Langsung ke konten utama

Mie

Bismillaah

"Aku mau buat mie instan, Mamah mau yang mie goreng atau mie rebus?" Maksudku, aku tak akan membuat mie yang mamah mau. "Mau mie goreng nanti nyicip aja, mie rebusnya buat Bapak kalau-kalau nanti malem mau buat mie.", jawabnya sambil tersenyum penuh maksud karena aku pura-pura cemberut saat tau mamah mau nyicip mie instan kesukaanku. Sejurus kemudian aku memasak mie tersebut, setelah matang langsung kusodorkan kepadanya. Hanya satu-dua suapan yang ia makan.

Itu kejadian beberapa hari yang lalu. Hingga saat ini aku berpikir, bagaimana obrolan kami begitu tidak sinkron karena berbeda level pengorbanan. Aku sangat bersyukur memiliki orang tua seperti keduanya, yang rela memangkas bahkan membunuh keinginan diri demi kebahagiaan pasangan dan anaknya. Aku sering bertanya pada diri, apakah kelak.. saat aku memiliki pasangan, memiliki anak, aku dapat memiliki jiwa seindah itu?

Benar.. memang benar. Bakti seluas langit dan bumipun tak mampu setara dengan pengorbanan yang keudanya lakukan. Karena orangtua kita berkorban dengan rela tanpa mengharap balas, sedang kita hanya membalas budi baik keduanya. Lalu apa yang membuatmu berhak menolak sedikit inginannya yang telah mencuit itu? Padahal kamu tahu bahwa waktumu dan waktunya mungkin sudah tak banyak lagi untuk dapat meraih bahagia itu. Ataukah kamu ingin menegak penyesalan yang panjang? Menyesal di dunia karena waktunya telah pupus sedang baktimu belum tulus, atau menyesal di akhirat karena waktumu telah habis sedang balas budimu begitu tipis.

------

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.
(HR. Muslim no. 2551)
Sebagai pengingat, rekomendasi untuk dibaca : https://rumaysho.com/809-celakalah-anak-yang-durhaka.html