Langsung ke konten utama

Menjadi Diri Sendiri

Bismillaah

Sebuah kutipan sederhana namun tak ringan pengejawantahannya.

Saat menjadi diri sendiri bukan berarti kita tak peduli dengan orang lain, bukan pula menjadi seperti apa yang diinginkan orang lain.
Tidak bermuka dua, tidak bertopeng, tidak pula kehilangan muka dan berusaha cari muka.

Menjadi diri sendiri sekali lagi bukan perkara mudah.
Pengasuhan dan pengasihan sejak sebelum dilahirkan ke dunia menjadi titik tolak terbentuknya karakter diri.
Dan orang tua memainkan peran vital dalam kisah anaknya.

Menjadi diri sendiri bisa jadi sangat tidak nyaman ketika hakikat pribadi tak sesuai nilai yang dianut semesta, baik itu nilai agama, nilai negara, nilai budaya, nilai suku, atau bahkan nilai tiap individu yang bersinggungan dengannya.

Manusia sejatinya menyukai hal-hal yang sefrekuensi, saat berbeda gundah kerapkali merongrong jiwa.

Namun tak ada satupun manusia yang mampu memenuhi segala kehendak dan nilai. Maka dengan berpegang teguh pada yang kita yakini sebagai kebenaran sejati adalah satu titik terang menuju ketenangan.

Dan Islam hadir menawarkan ketenangan itu, karena kesejatian seorang manusia hanya dapat kau temui di dalamnya tanpa selainnya. Titah murni dari Tuhan semesta alam yang mencipta nilai, yang mencipta diri, yang mencipta kehidupan.

Menjadi diri sendiri adalah menjadi manusia seutuhnya dan sesungguhnya, sesuai dengan apa yang diinginkan Sang Penciptanya. Ia tak perlu lagi pandangan lain, tak perlu lagi nilai atau dogma lainnya. Ia hanya perlu memegang satu keyakinan, jika tingkah laku hati, jiwa, dan raganya sesuai apa yang Tuhan ingin maka cukuplah itu baginya.

²8.¹¹.²0¹9

Komentar