Langsung ke konten utama

Baju Tidur Mamah

Bismillaah

Berbulan lalu Mamah ingin membeli baju tidur, sejak ingin lalu berlarut memilih kemudian mantap memutuskan. Ia akan membeli baju baju tidur dua pasang, satu berwarna merah cabai menyala dengan lengan pendek dan celana panjang, satu lagi berwarna biru tosca terang berlengan dan bercelana panjang.

Mamah memesannya via market place online, aku bantu membayarkan via mobile banking dari rekening gajiku. Setelah menunggu kurang dari 5 hari pesanan tersebut akhirnya hadir di rumah. Dan kedua baju itu, kekecilan. Mengatasi hal tersebut Mamah 'menjualnya' kepada adikku karena bulan depan sudah ditetapkan bahwa uang jajan bulanannya akan dipakai untuk mengganti sehingga Mamah bisa memesan baju tidur baru.

Ternyata bulan selanjutnya Mamah belum memutuskan untuk berbelanja lagi, bulan depannya, bulan depannya, atau bulan depannya aku diberhentikan dari pekerjaan. Dan uang baju tidur itupun terpakai keperluan rumah tangga.  Dan sampai saat ini aku belum bisa membelikannya baju tidur.

Tadi Mamah memuji adikku yang mengenakan baju tidur tosca itu. Kemudian kami bercanda, aku sindir tentang Mamah yang sampai saat ini belum bisa membeli baju tidur. Tapi kemudian Mamah menjawab santai sembari memainkan game kesukaannya (red : candy crush soda saga), katanya, "Baaéé teu maké baju tidur gé bisa bisa tidur." (Biarin ga pake baju tidur juga bisa tidur).

Aku lalu merenung, benar! Banyak orang-orang kaya yang punya berpasang baju tidur istimewa bahkan mungkin dari sutera. Namun ia tak dapat tidur dengan nyenyak karena terbelenggu oleh dunia, entah itu harta, tahta, atau manusia. Bisa tidur adalah suatu anugerah, adalah suatu nikmat. Karena di sana Tuhan istirahatkan kita dari sesak dan ributnya dunia, hingga esok atau setelahnya kita bangun jiwa dan raga kita telah siap kembali tuk menghadapi berbagai ujian yang terhidang.

Alhamdulillaah bini'matihii tatimmusshalihat.
Alhamdulillaah 'ala kulli haal.

²9.¹¹.²0¹9

Komentar