Langsung ke konten utama

Dikira..

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

"Aku kira Teteh bakal berubah...
Setelah ikut kajian salafi, aku kira teteh bakal tertutup gimana gitu."

Begitulah yang keluar dari lisannya. Ia, salah seorang sahabat perjuangan yang sudah lama tak bertemu. Malam itu sepulang kerja ia mengantar undangan pernikahannya.

Setelah kata itu muncul diskusi pun terjalin. Mungkin ia banyak bertanya. Kenapa aku pindah haluan. Kenapa aku bisa mengikuti ustadz-ustadz tersebut.

"Salafi kan gitu Teh, merasa paling benar. Padahal kan kajian lain sama, membahas Qur'an dan Hadits juga."

Katanya...

Terus....

"Pernah kan Teh, aku sama temen kajian ustadz salaf paginya. Pas siang ada yang tanya, "Kajian yang siang bukan Ustadz Salaf ya?" Gituuu Teh."

Hmmmm...
Aku muter otak. Ilmu yang sudah aku dapat gak boleh mencederai ukhuwah islam yang telah terjalin. Aku jelaskan selemah mungkin, aku jelaskan setoleransi mungkin. Aku harus ingat bagaimana saat dulu aku belum menerima dakwah ini. Mereka hanya tidak tahu. Mereka.. hanya belum tahu. Aku hanya bisa bilang..

"Yuk ntar kajian bareng! Atau coba dengerin deh ceramahnya Ustadz Nuzul di YouTube. Soalnya kalau kita menilai dari jamaahnya yaaa gituuu. Namanya manusia banyak salah."

Aku kemudian cerita kalau skrg aku merasa lebih terang pembeda benar dan salah. Aku jelaskan kenapa harus salaf, kenapa ngajinya ga boleh ke ustadz yg bukan salaf, kenapa merasa benar sendiri, kenapa, kenapa, kenapa..

Aku berusaha menghilangkan debat. Aku masuk supaya berpandangan, kita masih sefaham kok! Tapi ini cuma dikit-dikit harus diluruskan. Kita ga seeksklusif itu kok. Cuma itu sama kok kaya dulu awal hijrah, ada perubahan-perubahan akhlak yang salah jalan.

Aku tak mau salah dua kali dalam berdakwah. Seperti dulu saat pertama kali bersemangat hijrah dalam mempelajari islam, hingga dicap oleh orang tua ikut aliran sesat. Teman menjadi berjarak. Karena jalanku yang salah itu, akhirnya tak kuat dan kembali maksiat.

Sekali lagiii... kali ini.. aku tak boleh salah dalam menyampaikan. Islam yang indah. Islam yang penuh rahmat. Aku tak mau Islam yang sesungguhnya malah dijauhi. Sedangkan Islam yang bertebaran penuh syubhat begitu digemari.

Tuntun aku Ya Rabb..
Dalam nikmat hidayah yang telah Engkau anugerahkan, aku bermohon..
Sampaikanlah juga kepada ia-ia yang aku cintai karenaMu.
Keluargaku.. Sabahatku.. Dan seluruh umat Islam.

Aamiin Yaa Mujiibassaa-iliin..

Komentar