Langsung ke konten utama

02

Bismillaah

2009 to 2019 (02)

Lanjutan cerita kemarin. :))
Di sekolah aku menemukan banyak hal baru.
Tentang Tuhan, tentang manusia, tentang hidup, tentang menjadi dewasa, tentang puisi, tentang bahasa, tentang pertemanan, tentang cinta.
2009 hanya pembuka berbagai kisah.
Kemudian aku kelimpungan di 2010, banyak pertentangan diri. Tentang agamaku, tentang hatiku.
Jalan seperti mengabu. Aku tak tahu mana yang sebenar-benarnya benar.
Memasuki semester awal kelas XI angin musim semi seperti berhembus.
Rohis Anbu Assalaam, ia menjadi tempat baruku menimba ilmu.
Kata A Roni, Anbu itu sejenis pasukan khusus dalam serial Manga/Anime Naruto (salah satu serial kesukaan, yang akhirnya stop di tahun 2017 karena tahu bahwa menggambar makhluk bernyawa adalah terlarang).
Pasukan Anbu ini kuat banget, kalau ada misi-misi berbahaya dari desa pasti Anbu yang turun tangan.
Nah.. Pendiri Rohis Anbu, ingin remaja yang tergabung di dalamnya memiliki karakter keren seperti anggota-anggota Anbu.
Karena kita mengemban misi super dan berat yaitu dakwah.

MasyaAllah.. tergabung di Anbu membuka seluruh semangatku.
Berkerudung makin lebar, menghindari kontak lawan jenis, makin kepo dengan keislaman.

Tapi semua berubah setelah negara api menyerang.

Aku yang masih awam, dikejutkan dengan penentangan dari pihak internal sekolah.
Kegiatan-kegiatan sulit dilakukan, katanya para pembina Anbu dicurigai sekolah menyusupkan kepentingan partai.
What?! Entahlah. Aku ga paham. Yang jelas saat itulah, di awal tahun 2011. Organisasi kami terguncang banyak prahara dan terancam punah sebelum banyak regenerasi anggota.

Aku? Kembali pada kegalauanku. Karena kebutaanku terhadap ilmu. Karena miskinnya aku dalam beriman.
Aku malah berbalik ke belakang, mengikuti keinginan sekolah.
Hingga akhirnya, pasca kelulusanku. Anbu benar-benar tidak ada. Kecuali para alumninya yang sudah susah-susah diajak bersua.
Kelak, apa yang akan aku katakan pada Tuhan?
Semoga Allah mengampuni segala kejahilanku.

2011 akhir.. semester baru untuk kelas XII.
Kami mulai disibukkan dengan segala persiapan ujian. Tapi aku sibuk mencari kerjaan. Ekonomi keluargaku semakin memburuk. Mamah mulai mengeluh mau hijrah ke Arab karena tak sanggup menanggung beban hutang.
Rumah, yang dulu rencananya akan dibangun kembali. Kini terjual dengan berbagai konflik yang merenggangkan keluarga.
Ah.. sebentar.. aku perlu nafas untuk menceritakannya.
Lanjut besok. :))